Sedikit Cerita dari Loksado

Lama tidak bercerita tentang suku dayak kepada anda pengguna internet yang mungkin saja kebetulan nyasar ke blog sederhana ini. Namun tidak seperti biasanya dimana saya bercerita tentang suku dayak maanyan sebagai suku saya sendiri, kali ini saya sedikit berbagi pengalaman masa lalu tanpa adanya bantuan gambar sebagai penyokong cerita ini karena maklum waktu itu belum memiliki kamera dan bukan zamannya telepon genggam.

Ini merupakan kisah saya saat pernah tinggal beberapa waktu di daerah permukiman suku dayak Loksado, yang terletak di bagian pedalaman Kota Kandangan Kalimantan Selatan.


Di desa ini, penduduk pribumi dayak asli adalah suku dayak loksado. Di daerah ini ada satu keunikan yang dulu pernah ada yaitu tentang kebiasaan seorang perempuan mengoles tanah atau arang ke bagian wajah laki-laki disaat acara panen padi.

Yang menjadi luar biasanya adalah, ketika saat panen tersebut tiba, jika seorang wanita telah mengoleskan arang atau tanah ke wajah si laki-laki, walaupun tidak dikenalnya, kemudian si wanita lari ke dalam hutan di sekitar areal persawahan padi tersebut. Polesan tersebut mengartikan bahwa si laki-laki boleh mengejar si wanita dan melakukan apapun sesukanya kepada si wanita. 
Siapapun yang berada di sekitar persawahan tersebut tidak akan menggubris apa yang dilakukan oleh si laki-laki dan perempuan tersebut.

Namun sejak masuknya agama / kepercayaan Islam dan Kristen, kebiasaan tersebut saat ini sudah tidak ada lagi. Dan satu hal yang perlu di garisbawahi adalah bahasa suku dayak Loksado saat jauh berbeda dengan bahasa suku dayak maanyan. Salah satu contoh untuk gambaran bagi anda adalah satu nama hewan yaitu Anjing. Anjing dalam bahasa suku dayak maanyan di sebut Antahu, sementara dalam bahasa suku dayak loksado di sebut kutang. 

Mungkin itu dulu sedikit cerita untuk menghiasi lembar blog ini di sela-sela aktivitas keseharian sebagai warga kampung suku dayak maanyan.

12 Komentar

  1. kalau boleh tau mas, suku loksado tinggalnya bukan pindah2 gitu ya mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo dikatakan pindah, tidak! tetapi sekarang karena akses ke kampung suku ini sudah bisa menggunakan roda dua sehingga banyak dari warga suku dayak ini yg menimba ilmu di daerah lain.
      namun masih ada yg primitif dan tinggal di balai-balai.

      Hapus
  2. wah enak banget tuh kalau bebas melakukan apa aja. untungnya sudah ada agama yang masuk. jadi moralnya nggak asal poles aja hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang jelas ini bukan merupakan adat, tetapi hanya sebuah kebiasaan zaman dulu.

      Hapus
    2. kalo bicara moral, kita ga bisa lho pake kacamata sendiri. karena tiap daerah punya kearifan lokal sendiri-sendiri. seperti adat judi di bartim, kalo kita mau telusur ke cerita asal muasal botor buyang dari inang mekelayang semestinya bisa mengerti maksud acara tersebut.

      yang salah itu orang di luar komunitas ikut nimbrung ikutan judi. semestinya mereka yang non kaharingan jangan dong

      Hapus
    3. kalo adat judi gak ada dalam suku dayak kawan. namanya Usik Liau, namun dulunya hanya merupakan permainan tanpa menggunakan uang (istilahnya seperti permainan balogo, lewang, dsb biasa) dan disana diyakini para arwah juga ikut larut dalam permainan tersebut.
      tetapi sekarang hal tersebut dimanfaatkan oleh orang2 yg memahami adat ini secara dangkal serta mengikuti perkembangan zaman.
      inti sari dari sebuah acara adat utamanya kadang terkikis karena kebiasaan ini.

      Hapus
  3. waw, jadi tahu nih tradisi di sana. Tapi kalau udah ketangkep, mau diapain aja ya si perempuannya? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha ada yang ngarepdotkom nih pasti...

      Hapus
    2. yang jelas itu dulu. kalo sekarang sudah tidak ada lagi kawan.

      Hapus
  4. loksado itu asik buat jalan-jalan, om...
    disana masih masuk dayak juga ya, kirain dah banjar. apa bahasanya kaya bahasa kalua ya, om..? pusing aku dengernya. gak ngerti, hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dayak Loksado emang suku asli dayak. kalo suku banjar bukan merupakan bagian dari suku dayak tetapi masuk ke suku melayu.
      kalo bahasanya yang lebih kebanjar lagi itu di daerah Labuhan kawan. itu lebih kental banget!

      Hapus
  5. Baru dengar kang tentang suku loksado :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama